MBAH LIEM: GUS DUR JANGAN “NYALON” PRESIDEN

Sesepuh dan tokoh NU, KH Muslim Rifai Imam Puro asal Klaten, Jawa Tengah, mendoakan PKB pimpinan Alwi Sihab dapat menang mutlak dalam Pemilu 2004. Selain itu, kiai yang lebih dikenal dengan nama Mbah Liem ini menyarankan Gus Dur untuk tidak mencalonkan diri menjadi presiden 2004.
Di hadapan sekitar 3.000 lebih warga nahdliyyin yang memadati stadion Singosari Malang baru-baru ini, kiai yang sering disowani sejumlah pejabat ini menyarankan Gus Dur untuk tidak mencalonkan diri menjadi presiden 2004.
“Ketika Kang Mahfud (Ketua PKB-red) menemui saya, dia bilang gimana nih Mbah, Gus Dur mau maju lagi. Ya saya langsung menjawab, sebaiknya nggak usah saja. Lebih baik Gus Dur itu menjadi penasihat saja,” kata Mbah Liem.
Lebih lanjut beliau menyarankan Gus Dur untuk mendorong Ketua PBNU, KH Hasyim Muzadi, mencalonkan diri menjadi presiden. “Lebih baik kalau Gus Dur itu memberi nasihat kepada Hasyim. Sebaiknya Hasyim saja yang dicalonkan menjadi presiden,” tambahnya.
Dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia dan sedikit cedal, beliau menyerahkan segala sesuatunya kepada Yang di Atas. “Itu menurut saya. Tapi semuanya kita kembalikan kepada Yang di Atas, Allah SWI,” tambahnya.
Di sisi lain, kiai yang disegani dan pernah disowani Megawati Soekarnoputri kembali menyatakan dukungannya kepada PKB. Buktinya, beliau secara spontan berulang-ulang mendoakan agar PKB pimpinan Alwi Shihab bisa menang mutlak dalam Pemilu 2004.
“Aku ya doakan kepada PKB Alwi Shihab untuk dapat menang mutlak dalam Pemilu 2004,” kata Mbah Liem, disambut dengan tepuk tangan nahdliyyin. Tetapi buru-buru beliau mengingatkan kepada Alwi Shihab untuk menyiapkan kadernya, termasuk SDM-nya.
Kedatangan Mbah Liem pun atas undangan NU Singosari bekerjasama dengan GP Anshor setempat yang menggelar acara Sholawat Kubro dan pengajian umum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tema “Kanjeng Nabi Muhammad SAW Teladan Sejati”.
Sebelum mengakhiri ceramahnya, beliau berpesan kepada para politikus NU untuk mampu mendudukkan kader terbaiknya dalam berbagai jabatan birokrasi. “Jangankan menteri, untuk jabatan bupati saja dari NU masih sedikit, makanya kalau bisa ya jangan hanya bupati atau menteri, tapi jadi presiden,” ujarnya.

Previous | Index | Next | Print artikel