Sang Profesor

Suatu hari ada seorang profesor pandai bertamu ke kota tempat tinggal Abu Tomang. Sang profesor tersebut sangat terkenal di negaranya sebagai seseorang yang pandai segala apa saja. Abu Tomang sangat tertarik untuk mengetes kemampuan sang profesor tadi.
Abu Tomang menjumpai sang profesor di tempat ia bermalam. Setelah bertemu, kemudian dia berkata “Profesor, saya ingin bertanya padamu”
“Silakan” kata sang profesor.
“Kita harus membuat kesepakatan terlebih dahulu. Jika tuan tidak dapat menjawab pertanyaan saya, tuan harus memberi saya sepuluh keping emas. Kemudian, tuan dapat pula mengajukan pertanyaan kepada saya. jika saya tidak bisa menjawab pertanyaan tuan, saya akan memberi tuan satu keping uang emas.
Sang profesor menjawab spontan, “Itu tidak adil”.
“Itu sangat adil” kata Abu Tomang berkilah “sebab saya bukan orang berpendidikan dan awam, sedangkan tuan orang pintar dan berpendidikan”. Jelasnya.
Sang profesor berpikir sejenak, kemudian berkata “Baiklah, saya setuju pada aturan tersebut.’
Abu Tomang tersenyum dan berkata, “Apa julukan bagi binatang yang mempunyai tiga kaki?”.
Sang Profesor berpikir keras untuk mencari jawabannya sampai berkali-kali dahinya tampak bergerak. Beberapa menit kemudian sang profesor berkata, “Saya tidak tahu, Saya menyerah, Abu Tomang”.
Dia memberi Abu Tomang sepuluh keping uang. Kemudian dia bertanya kepada Abu Tomang dalam pertanyaan yang sama, “Sekarang giliran saya. Abu, apa julukan bagi binatang yang mempunyai tiga kaki?”.
“Saya juga tidak tahu, Profesor”. Jawab Abu Tomang cepat, sambil memberikan satu keping uang emas kepada sang Profesor dan memasukkan sembilan keping uang lainnya ke dalam sakunya sambil ngloyor pergi. (RRR).

Previous | Index | Next | Print artikel