Setengah Gila

Musim buah telah tiba. Banyak orang panen buah di kebun mereka masing-masing kemudian menjualnya ke pasar, termasuk Abu Tomang. Abu Tomang memiliki kebun anggur yang cukup luas juga. Setelah cukup matang untukk dijual, Abu memetik dan membawanya ke pasar. Dia memetik sebanyak dua keranjang anggur.
Jarak antara pasar dengan rumah Abu Tomang cukup jauh. Di tengah perjalanan, Abu Tomang beristirahat sambil minum air yang telah disiapkannya. Beberapa petani lainnya juga melakukan hal yang sama, yaitu beristirahat di salah satu pohon rindang dan meletakkan keranjang anggur mereka berdekatan dengan keranjang anggur Abu Tomang.
Karena mereka cukup lelah, mereka tertidur nyenyak sekali. Abu Tomang tidak bisa tidur nyenyak. Melihat petani lain disebelahnya tidur nyenyak, dia mulai berdiri dan menghampiri keranjangnya. Beberapa menit kemudian terlihat dia mengambil anggur milik temannya tersebut dan dimasukkan ke karanjangnya.
Singkat cerita, salah seorang petani terbangun dan melihat Abu Tomang sedang mengambil anggur di keranjangnya. “Apa yang kamu lakukan?” Bentaknya.
“Oh maaf, saya setengah gila. Kadang-kadang saya melakukan sesuatu yang aneh dan tidak tahu apa yang sedang saya lakukan” Kilah Abu Tomang.
“Benar demikian?, Mengapa kamu tidak kadang-kadang mengambil anggur milik kamu dan meletakkannya di keranjang saya” Tanya salah seoarang petani tersebut. Bersamaan dengan itu, beberapa teman yang lain mulai bangun karena mendengar keributan tadi. Abu Tomang sangat malu dilihat orang banyak, da mulai berusaha mencari alasan untuk menutupi rasa malunya.
“Kamu tidak mengerti saya. Saya katakan bahwa saya setengah gila, bukan gila total. Jadi, saya masih dapat membedakan mana keranjang saya dan mana keranjang yang lainnya, tetapi saya tidak dapat membedakan mana anggur saya dan mana anggur yang lainnya.” (RRR).

Previous | Index | Next | Print artikel