Santri Jatim Jagoan Sepakbola Nasional
KH Machrus : Pertahankan Olahraga Bergengsi

“Mimpi jadi kenyataan.” Paling tidak, ungkapan ini tepat sekali disandang oleh Tim Kesebelasan SANTRI Jawa Timur yang telah berhasil menjadi juara nasional dalam Pekan Olahraga dan Seni Tingkat Nasional (Pospenas) II di Palembang, Sumatera Selatan, akhir Agustus lalu. Dalam pertandingan grand final yang sekaligus menandai penutupan Pospenas II itu, Tim Kesebelasan SANTRI Jatim menang 1 : 0 setelah berhasil membekuk Tim Kesebelasan SANTRI Jawa Barat.
Sukses Tim Kesebelasan SANTRI Jatim ini merupakan yang keduakalinya. Sebelumnya, dalam grand final Pospenas I di Indramayu, Jawa Barat, Tim Kesebelasan SANTRI Jatim yang kala itu dimanajeri KH Machrus Ali Mahdali berhasil membekuk Tim Kesebelasan SANTRI Jawa Tengah 2 : 0.
Menurut KH Machrus Ali Mahdali, bahwa keberhasilan Tim Kesebelasan SANTRI Jatim di Pospenas II Palembang ini, sudah diprediksi jauh hari sebelum bertanding. Ia memberikan alasan, bahwa Tim Kesebelasan SANTRI Jatim yang berlaga di Pospenas II Palembang ini masih cukup solid. Yakni, katanya, sebagian besar para pemainnya belum mengalami perubahan berarti. “Dalam Pospenas II ini, Tim Kesebelasan SANTRI Jatim sebagian besar merupakan pemain inti pada Pospenas I di Indramayu. Sehingga, saya opimistis kalau Jatim bakal mampu menjadi juara dalam pertandingan sepakbola,” kata KH Machrus.
Keberhasilan Tim Kesebelasan SANTRI Jatim ini, kata KH Machrus, sekaligus menjadi penghibur Tim Pospenas Jatim yang baru berhasil menduduki peringkat IV pada Pospenas II Palembang. Posisi peringkat I diraih Tim Pospenas Jawa Barat. Sedang kedua dan ketiga, Tim Pospenas Jawa Tengah dan tuan rumah Tim Pospenas Sumatera Selatan. Dalam Pospenas II Palembang ini, lanjut kiai yang sehari-hari menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Ketapan, Rembang – Bangil ini, Tim Pospenas Jatim memperoleh 10 medali emas, 7 perak dan 16 perunggu dari masing-masing cabang olehraga Pencak Silat, Pidato Bahasa Arab dan Sepakbola.

Momentum Persekabpas Bangkit

Seperti diketahui, bahwa sebagian besar Tim Kesebelasan SANTRI Jatim ini turut memperkuat Kesebelasan Persekabpas. Sebagian besar mereka itu, kata KH Machrus, memang sudah direkrut Tim Persekabpas. “Tolong jangan disalah artikan atau dibalik. Yang betul adalah, para santri itu yang ikut memperkuat Tim Persekabpas. Bukan Tim SANTRI Jatim yang merekrut para pemain Persekbpas. Artinya, karena para pemain Perkabpas itu masih status santri, ya kami ikutkan dalam Tim Kesebelasan SANTRI Jatim,” tandasnya.
Lebih jauh KH Machrus berharap, bahwa dari prestasi yang berhasil diukir Tim Kesebelasan SANTRI Jatim di Pospenas II Palembang ini, paling tidak bisa menjadi pemicu semangat Persekabpas untuk bisa tampil dalam sepakbola nasional. Ia mengaku, agak prihatin dengan persepakbolaan di Pasuruan akhir-akhir ini yang belum bisa terlibat dalam Devisi PSSI seperti daerah-daerah lain di Jawa Timur. Misalnya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Kediri, Jember dan Lamongan, yang sudah mulai berani tampil dalam Devisi PSSI.
Menurut KH Machrus, pada sekitar era 1970-an dan 1980-an Persekabpas sempat disegani kesebelasan-kesebelasan dari daerah lain di Jawa Timur. Kesebelasan Assabab Bangil maupun Patalgrati merupakan tulang punggung Persekabpas. Tapi, kemudian lama tak tenggelam. Nah, keberhasilan Tim Kesebelasan SANTRI Jatim yang sebagian besar diperkuat Persekabpas di Pospesan II Palembang ini, pinta KH Machrus, agar bisa menjadi pelecut semangat Persekabpas untuk bangkit lagi.
Keberhasilan duakali Nahnu dkk di pentas nasional ini, bagi KH Machrus, sudah cukup dijadikan modal bagi Persekabpas untuk bisa bangkit kembali. Ia menilai, bahwa selama bertanding di arena Pospenas II Palembang, tampaknya anak-anak memiliki masa depan yang cerah. Pola permainannya, katanya, masih di atas semua tim lawan-lawannya. Persekabpas yang sekarang berada di 12 besar, lanjut kiai, sekarang masih memiliki peluang kesempatan untuk lebih membuktikan diri sebagai yang terbaik dari lawan-lawannya. “Tim Yunior kita sudah berhasil membuktikan merebut simpati nasional. Saya kira Persekabpas sekarang yang menjadi senior dari pemain inti Tim Kesebelasan SANTRI Jatim, juga perlu membuktikan pada kami. Lebih-lebih lagi, kalau nantinya kita ditunjuk sebagai tuan rumah Pospenas mendatang,” pinta KH Machrus yang dikenal gila bola ini.

Dukungan Dana

Keberhasilan Tim Pospenas Jatim menduduki peringkat IV, menurut KH Machrus yang pernah menjadi manajer Tim Pospenas I Jatim di Indramayu ini, sejatinya masih bisa ditingkatkan lagi. Bahkan, ia optimistis bisa menjadi juara umum sekaligus juara sepakbolanya.
Untuk meningkatkan peringkat Tim Pospenas Jatim ini, KH Machrus punya kiat dan sekaligus catatan. Apa itu? Subsidi dananya perlu ditingkatkan. Ia menilai, bahwa sejauh ini sepertinya pemerintah daerah maupun Pemprov Jatim masih kurang begitu berminat menangani Tim Pospenas Jatim. Contohnya saja, dalam hal subsidi dana. “Coba bandingkan saja dengan kegiatan olahraga lain di luar Pospenas. Bisa dipastikan, keberadaan Tim Pospenas Jatim ini ibarat api jauh dari panggangnya, ” katanya. Artinya, subsidi dana yang dialokasikan pemerintah setempat jauh dari cukup. “Tim Pospenas SANTRI masih dianak tirikan,” tandasnya.
Lebih jauh lagi, KH Machrus mencontohkan, soal layanan transportasi yang diberikan pemerintah dalam Pospenas Palembang. Tim Pospenas Jatim cukup disubsidi transportasi perjalanan darat dengan bus AC yang minus kamar kecilnya. Sehingga, keberadaan ini cukup mengganggu kejiwaan para delegasi Tim Pospenas Jatim. Kemudian, bandingkan juga dengan PON (Pekan Olahraga Nasional) dan persepakbolaan di tanah air yang subsidi dananya melimpah.
Padahal, diakui atau tidak, keberadaan Pospenas ini merupakan lahan pembibitan olahraga nasional. “Saya tidak bisa membayangkan masa depan nasib olahraga di tanah air ini, bila pemerintah kurang berminat di dalam menangani Pospenas ini,” tandas KH Machrus. Sebab itu, lanjutnya, kiranya pemerintah perlu meningkatkan lagi subsidi dananya untuk Pospenas ini.***(IB – dari laporan Mukhlas dan Purnadi)

Previous | Index | Next | Print artikel